Kemenag Pacu Progres Pembangunan Konstruksi UIII

By Admin


nusakini.com-Cimanggis- Kementerian Agama terus memacu progres pembangunan konstruksi kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Hal ini disampaikan Kepala Biro Umum Kemenag Syafrizal saat meninjau langsung lokasi pembangunan Kampus UIII, Senin (28/01).  

Pembangunan kampus yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Jokowi Mei 2018 lalu ini, terbagi dalam tiga paket pekerjaan. "Masing-masing paket dilaksanakan oleh satu perusahaan pelaksana konstruksi," jelas Syafrizal yang juga bertindak selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan Kampus UIII.  

Paket I dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Waskita (Persero). "Paket ini mengerjakan bangunan ruang rektorat dan gedung fakultas. Total nilai pekerjaan PT Waskita senilai Rp362 miliar," jelas Syafrizal.  

Paket II dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wika. Paket pekerjaan yang digarap diantaranya pembangunan asrama mahasiswa delapan lantai, rumah dosen/profesor dan renovasi gedung RRI dengan. "Untuk paket kontraknya senilai Rp158 miliar," kata Syafrizal.  

Sementara untuk paket III dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya (Persero) dengan nilai Rp.158 miliar. "Paket III ini untuk pekerjaan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pemagaran, jalan dalam kawasan termasuk power house (pusat tenaga listrik dan tenaga air)," imbuhnya.  

Dari ketiga paket tersebut, Syafrizal menuturkan bahwa pekerjaan konstruksi paket II memiliki progres yang paling cepat. Dari 260 titik bor untuk pondasi bangunan delapan lantai asrama mahasiswa, PT Wika sudah menyelesaikan sebanyak 135 titik. Artinya ada sekitar 125 titik lagi yang akan diselesaikan.  

"Ini terbilang positif atau melebihi target dari timeline pengerjaan konstruksi bangunan," ujar Syafrizal di bawah rintikan hujan usai memantau langsung pengerjaan konstruksi paket II.  

Menurut Syafrizal, ini hal yang patut disyukuri. Apalagi saat ini pengerjaan konstruksi rektorat dan ruang kuliah yang terdapat dalam paket I masih mengalami kendala.  

"Paket I sedikit terkendala oleh pembebasan lahan yang dikuasai secara ilegal oleh penduduk dan warga penghuni liar," jelasnya. 

Sebelumnya, Syafrizal juga memimpin rapat bersama Tim Terpadu Bidang A. Tim yang diketuai Emma Kusumah ini bekerja berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat Nomor: 425.05/KEP.1022.BADP/2018 tentang Penanganan Dampak Sosial dan Kemasyarakatan di Kawasan UIII. 

Dalam kesempatan tersebut Syafrizal mengingatkan tim terpadu mempunyai tugas melakukan pendataan, verifikasi dan validasi atas bidang tanah yang dikuasai oleh masyarakat, mengusulkan bentuk penanganan dampak sosial, menunjuk pihak independen (Appraisal) terkait besaran nilai santunan.  

"Ini sesuai dengan Perpres No.62/2018 di pasal 8 ayat 2. Inilah yang ditunggu-tunggu oleh Kementerian Agama Tim Terpadu bisa memfasilitasi proses penyelesaian dan hambatan dalam pelaksanaan penanganan dampak sosial serta syarat-syarat warga penerima kerohiman," sambung Syafrizal. 

Rapat bersama Tim Terpadu yang berlangsung alot hingga Senin siang itu berhasil merumuskan kesepakatan guna penyelesaian lahan milik negara yang diduduki masyarakat. Hasil rapat ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh tim Appraisal dan diserahkan kepada Ketua Tim Terpadu untuk ditetapkan oleh Gubernur Jawa Barat. 

"Insya Allah segala hambatan dalam pekerjaan paket I dan III akan selesai pada akhir Februari 2019 mendatang," ujar Syafrizal optimis.(p/ab)